JKW4P itulah tag yang sedang
ramai beberapa hari ini. Bukan tanpa sebab tag tersebut bisa menggoncang dunia
politik Tanah Air temasuk menggoncang bursa efek dan nilai tukar rupiah yang
beranjak positif dalam sekejap, penyebab nya tak lain adalah deklarasi Joko
Widodo yang akrab disapa jokowi yang menjadi Calon Presiden Resmi dari PDIP.
Mandat yang diberikan Ketua umum PDIP tersebut diterima oleh Jokowi dan
menyatakan siap maju di pilpres 2014. Deklarasi ini sekaligus menjawab keraguan
rakyat Indonesia yang menginginkan kepastian Jokowi maju di pilpres 2014.
Berdasarkan pantauan penulis di
media online, baik media massa, forum maupun media sosial bahkan media online
dunia sekelas TIME, berita ini menjadi trending topic atau headline karena
beritanya banyak dicari orang. Deklarasi sederhana di rumah si pitung, dengan
mengucapkan basmallah Jokowi menyatakan siap melaksanakan mandat. Tentunya
keputusan PDIP juga bukan tanpa alasan deklarasi sebelum pemilu, ini tentunya
untuk memuluskan jalan partai tersebut bangkit dari partai oposisi menjadi
partai pemerintah karena elektabilitas Jokowi masih tinggi dan tetap memimpin
di beberapa survei. Dengan ketentuan minimal suara 20% untuk pencapresan PDIP
mau tidak mau harus deklarasikan Jokowi sebelum pemilu untuk menarik suara
rakyat, terutama yng tadinya berniat golput karena merasa tidak ada calon yang
mumpuni.
Banyak komentar komentar dimedia
sosial dan media massa yang menyatakan tdak jadi golput karena jokowi
dicalonkan. Tentunya ini suatu keuntungan bagi PDIP untuk menjaring suara yang
tadinya abu-abu menjadi kontras akibat pencalonan jokowi. Keinginan rakyat
untuk mendukung Jokowi jadi capres 2014 bukan lah keinginan kemarin sore, namun
ini sudah terlihat sejak jokowi kampanye menjadi calon gubernur Jakarta setahun
yang lalu. Rakyat seperti melihat ada secercah harapan dengan tampilnya
pemimpin yang merakyat, tegas, yang tidak cuma hidup glamour, dan sering curhat
di media. Sejak menjadi gubernur DKI Jakarta pamornya nya terus meningkat dan
elektabilitasnya tak terkejar di berbagai survei dibanding calon calon yang ada
yang merupakan muka lama. Bahkan fanspage dukungan menjamur bermunculan dengan
judul Relawan Jokowi For RI 1, ini menandakan rakyat sudah muak dengan muka
lama dan cenderung apatis, sehingga mengharapkan suatu perubahan dengan
munculnya calon pemimpin yang merakyat, adil dan fokus pada tugasnya bukan yang
nyambi ngurus partai.
Sebagaimana lumrahnya keputusan
politik, ada pro dan juga kontra. Itu hal biasa, beberapa yang kontra yang “KATANYA
WARGA JAKARTA” menilai jokowi ingkar janji , maruk dan harusnya benahi jakarta
dulu terutama banjir dan macet. Padahal superman pun belum tentu bisa beresin
banjir Jakarta yang merupakan warisan sejak zaman “nasi bungkus”. Masalah macet, juga bukan masalah yang hilang
hanya dalam waktu 10 tahun kalo warga nya masih borju dan enggan pake kendaraan
umum serta dukungan kebijakan yang pro anti macet saya pikir mustahil. Dikala
jokowi memikirkan bagaimana menerapakan kebijakan biar ga macet, tiba tiba
munculah kebijakan pusat tentang mobil murah “WTF“ alih alih bukanya mendukung kebijakan agar kepemilikan kendaraan
dibatasi, ini malah mendorong rakyat memiliki mobil dengan kebijakan mobil
murah, udah kaya TELENOVELA aja negara ini. Disinilah kita harus berpikir lebih
luas, semakin tinggi kekuasaan semakin besar yang banyak dilakukan, karena
bagaimanapun kebijakan dibawah masih dipengaruhi oleh kebijakan diatasnya.
Walaupun banyak kepala daerah punya gagasan cemerlang, kalau tidak didukung
oleh kebijakan yang lebih atas maka akan sulit menjalankan gagasan tersebut. Dengan menjadi presiden tentunya jokowi punya
keleluasaan membuat kebijakan yang bisa mendukung gagasan gagasan cemerlang
bawahanya dalam hal ini kepala daerah. So, mungkin gak ada lagi kebijakan
bersebrangan pusat daerah seperti kasus penanganan macet seperti di atas.
Perlu diingat, PDIP tahun ini
disebut sebut partai bertabur bintang, kepala daerah nya banyak yang bersinar
dan dicintai rakyatnya, hal ini tidak terlepas dari prestasinya di daerah
tersebut. Sebut saja Bu Risma walikota Surabaya, semua orang pun tahun kinerjanya
seperti apa, atau sepak terjang Ganjar Pranowo di Jateng dll. Tentunya jika
Jokowi yang juga kader terbaik PDIP menjadi presiden dan suara PDIP di DPR
adalah mayoritas, tidak akan sulit bagi Jokowi menjalankan kebijakan-kebijakan
strategis yang akan mendukung bawahanya terutama kepala-kepala daerah yang juga
dari PDIP yang punya arah politik yang sama.
Para hatter yang muncul adalah
hal yang syah syah saja, sebagian yang kecewa ada yang merasa dikhianati.
Sebagian yang berfikiran lebih luas juga ada, yang merasa jika untuk
kepentingan bangsa dan negara kenapa nggak? Sah sah saja meninggalkan kursi
jabatan gubernur untuk memimpin Indonesia, ingat Jakarta itu Bagian dari
Indonesia, presiden yang mimpin juga merupakan pemimpin Jakarta juga dalam arti
luas. Sebagian lagi mungkin pendukung capres sebelah yang mulai panik dan galau
dengan pencapresan Jokowi takut jagoanya kalah. Inilah demokrasi, beda pendapat,
beda pilihan itu hal yang biasa.
Beberapa teman saya yang
mendukung partai sebelah seperti kurang suka dengan pencalonan Jokowi dengan
alasan khianati janji, harusnya benahi jakarta dulu dsb. Tapi gimana dengan
kiprah GUBERNUR JABAR Kang Aher yang membuat tag line AHER Semangat indonesia
:D bandingkan,,,perasaan gubernur kampung gue tuh baru aja jabat, ( tapi
alhamdulilah gue gw pernah milih ni orang) sekarang udah mau maju jadi
capres,,,ane ga merasa dikhianati sebagai warga Jabar karena ga pernah milih
haha,,,tapi coba gimana tanggapan warga
Jabar yang dulu milih ni orang,, pasti sama kan dengan warga jakarta. Karena
ane yakin seyakin-yakinya dulu pas menjabat gubernur jabar pasti disumpah dulu
bukan turun temurun, artinya sama dong khinati sumpah dan janjinya terhadap
warga Jabar kalo jadi capres haha.. #Think Again
So, kita ga usah munafik lah, politik itu
memang ujung ujungnya kekeuasaan, sejak zaman nenek moyang dulu kita pun itu
hal biasa. Karena semakin besar kekuasaan semakin besar yang bisa dilakukan.
Pemimpin tidak hanya harus terus menerus mengambil keputusan / kebijakan populer,
kadang kala dia juga harus mengambil langkah atau keputusan yang tidak populer
jika dinilai itu sebagai jalan untuk menjadi lebih baik. Hatter dan supporter
itu pasti akans selalu ada, semain tinggi pohon kelapa maka semakin tinggi
angin yang menerpanya, tapi biarkanlah anjing menggongong kafilah tetap
berlalu.
SEVEN NETWORK
SIAP MENJADI CYBER ARMY
MENDUKUNG JOKOWI JADI
RI 1 KE 7
#JKW4P
JARINGAN SEVEN GROUP
Source
Post a Comment